
Sebetulnya, kita sering sekali mendengar analogi ini: sebuah gelas yang penuh, tak akan mungkin lagi diisi air. Jika dipaksakan, air itu hanya akan tumpah dan terbuang... Disebut 'analogi', karena sebuah gelas penuh air itu dapat mengibaratkan situasi iman kita sendiri. Akan tetapi, meskipun sering mendengarnya, apakah analogi itu sungguh-sungguh menuntun kita kepada refleksi iman dan pertobatan?
Barangkali, banyak di antara kita bertanya-tanya: mengapa orang-orang miskin dan lemah selalu berada di dalam hati Allah? Sebaliknya, mengapa Yesus selalu mengritik orang-orang yang pandai, kaya dan berkuasa? Semuanya itu Kau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kau nyatakan kepada orang kecil! (lih. Mat 11:25).
Dosa dapat terjadi pada siapapun juga. Pada orang-orang pandai, kaya atau yang berkuasa, dosa terutama mudah sekali terjadi ketika mereka tidak lagi percaya kepada Allah. Kesuksesan dan kenyamanan hidup dapat membuat mereka tak lagi bersandar pada Allah, tak lagi mengandalkan Allah! Mereka lebih percaya pada kekuatan akal, kekuatan harta, bahkan juga kekuasaan mereka. Malahan, dalam banyak perkara, mereka dengan gampang sekali mengkhianati Allah. Itulah saat ketika kepandaian, harta, jabatan atau kekuasaan justru digunakan untuk menindas orang lain yang sesungguhnya adalah sesamanya, serta menghancurkan lingkungan hidup yang sejatinya adalah rumah baginya.
Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya! Sebab itu Tuhan, Tuhan semesta alam, akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis dengan api yang menyala-nyala. (Yes 10:15-16).
Barangkali, banyak di antara kita bertanya-tanya: mengapa orang-orang miskin dan lemah selalu berada di dalam hati Allah? Sebaliknya, mengapa Yesus selalu mengritik orang-orang yang pandai, kaya dan berkuasa? Semuanya itu Kau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kau nyatakan kepada orang kecil! (lih. Mat 11:25).
Dosa dapat terjadi pada siapapun juga. Pada orang-orang pandai, kaya atau yang berkuasa, dosa terutama mudah sekali terjadi ketika mereka tidak lagi percaya kepada Allah. Kesuksesan dan kenyamanan hidup dapat membuat mereka tak lagi bersandar pada Allah, tak lagi mengandalkan Allah! Mereka lebih percaya pada kekuatan akal, kekuatan harta, bahkan juga kekuasaan mereka. Malahan, dalam banyak perkara, mereka dengan gampang sekali mengkhianati Allah. Itulah saat ketika kepandaian, harta, jabatan atau kekuasaan justru digunakan untuk menindas orang lain yang sesungguhnya adalah sesamanya, serta menghancurkan lingkungan hidup yang sejatinya adalah rumah baginya.
Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya! Sebab itu Tuhan, Tuhan semesta alam, akan membuat orang-orangnya yang tegap menjadi kurus kering, dan segala kekayaannya akan dibakar habis dengan api yang menyala-nyala. (Yes 10:15-16).
Hanya dengan mengosongkan diri, kita dapat menerima. Barangkali ini saat yang tepat untuk berubah dan percaya, bahwa kepandaian, harta, jabatan atau kekuasaan bukanlah apa-apa tanpa Tuhan di baliknya. Sebab, yang terutama adalah menemukan Kerajaan Allah serta semua kebenarannya, dan segala sesuatu yang lain akan ditambahkan kepada kita! (bdk. Mat 6:22).*