September 14, 2008

SEBUAH RUANG UNTUK TUHAN

Sabtu, 24 Mei 2008

Semesta ini diciptakan Tuhan untuk kita. Masihkah kita menikmati hal-hal ini: embun pagi di atas daunan hijau, katak kecil yang baru kehilangan ekornya dan melompat-lompat dengan gembira, sebuah kepompong di dahan pohon, atau seekor burung gereja yang mengendap-endap untuk makan dari piring anjing peliharaan kita?

Masihkah kita menangis oleh hal-hal ini: seekor ikan kecil di kolam yang terjebak di antara karang dan akhirnya mati karena tubuhnya penuh luka, seekor bunglon yang terjepit pintu, benih tanaman kecil yang hanya tumbuh sebentar lalu mati, atau daun-daun tanaman yang dirobek-robek orang?

Jika kita tak lagi tersentuh oleh hal-hal kecil itu, apakah kita dapat tersentuh oleh hal-hal semacam ini: seorang tukang sampah yang menyeret sebuah gerobak berat yang penuh dengan sampah busuk dan belatung, pemulung yang mengais-ngais tumpukan barang untuk mencari yang dapat dijual, pengemis yang tak lagi malu untuk meminta-minta, atau buruh dan petani yang bekerja keras bagi pekerjaan yang tak pernah memberinya cukup uang?

Seorang bijak berkata: iman tumbuh dari hal-hal kecil. Ketika kita tak lagi mudah terpukau oleh hal-hal kecil, Tuhan pun tak akan berarti apa-apa bagi kita.

Jika Tuhan tak lagi berarti bagi kita, bagaimana mungkin kita bisa menjadi garam dan terang dunia?

Tidak ada komentar: