Desember 05, 2008

IMANMU TELAH MENYELAMATKAN ENGKAU!


Pada zaman Yesus, orang menghayati dunia sebagai medan pertempuran antara Allah dan si jahat, antara kuasa terang dan kuasa kegelapan. Penderitaan yang dialami adalah tanda bahwa dunia dikuasasi oleh kejahatan yang dipersonifikasikan sebagai setan atau iblis. Sebaliknya, Yesus yang diurapi Allah dengan Roh Kudus, menyembuhkan orang secara jasmani maupun rohani. Dengan mengadakan mukjizat, Yesus menjelmakan pemerintahan Allah dan menghentikan pemerintahan setan. Mukjizat Yeus itu, oleh para pengarang Injil, dikisahkan untuk memaklumkan bahwa Yesus bukan hanya menyampaikan kabar gembira Allah, melainkan bahwa Ia sendirilah Kabar Gembira itu (Iman Katolik, Kanisius & Obor, 1996).

Dalam refleksi tentang mukjizat, saya menemukan bahwa banyak orang terlebih dulu disembuhkan secara rohani, baru jasmani. Kisah tentang seseorang yang sakit kusta (Mat 8:1-4), hamba seorang perwira di Kapernaum (Mat 8:5-13), seorang yang lumpuh (Mat 9:1-8), dan dua orang buta (Mat 9:27-31) adalah beberapa contoh saja. Di tengah penderitaan yang seakan tak berkesudahan, mereka masih mempunyai harapan dan mencari Allah yang menyembuhkan dan menghidupkan. Tak heran jika Yesus kerap berkata semacam ini kepada mereka yang mencari-Nya, ”Imanmu telah menyelamatkan engkau!” (bdk. Mat 9:22).

Pada masa sekarang ini, ketika dunia telah dikoyak-koyak dengan kejam oleh kekerasan dan ketidakadilan, rasanya sulit untuk mengharapkan mukjizat. Sulit bukan berarti tak mungkin; justru inilah suatu panggilan bagi kita untuk mengimani Yesus. Kita dipanggil untuk percaya bahwa kasih, kebenaran dan keadilan adalah pilar-pilar bagi tegaknya Kerajaan Allah.

Sampai di titik ini, kita menyadari bahwa mukjizat yang terpenting bukanlah kemampuan untuk mengusir setan atau menyembuhkan penyakit dalam diri orang lain. Yang terpenting adalah kemauan kita untuk mengusir setan dan menyembuhkan diri kita sendiri. Mengimani Yesus, mengupayakan tegaknya pilar-pilar Kerajaan Allah di dunia ini, adalah mukjizat yang dapat kita buat.*

Tidak ada komentar: