
St. Agustinus menulis: Hati kami diciptakan untuk-Mu ya Tuhan, maka tidak akan pernah tenang bila belum tinggal di dalam Dikau.
Ya, kita memang tidak akan tenang bila belum menemukan Allah. Bagaimanakah kita mencari Allah itu? Ada orang yang mengejar pengetahuan. Ada orang yang mengunjungi tempat-tempat ziarah, bahkan hingga yang jauh. Ada yang bertekun dalam doa-doa yang panjang. Ada juga yang menceburkan dirinya ke dalam pengalaman demi pengalaman. Bahkan, ada yang lelah hingga akhirnya berhenti mencari.
Apapun dapat kita lakukan, karena iman pun memiliki perjalanannya sendiri. Di sisi lain, kutipan ini mestinya punya arti: Tuhanlah yang memberikan hikmat. Engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu, dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu. (Amsal 2, 6.9-10).
Allah begitu dekat, tapi mengapa seringkali terasa begitu jauh?*
Ya, kita memang tidak akan tenang bila belum menemukan Allah. Bagaimanakah kita mencari Allah itu? Ada orang yang mengejar pengetahuan. Ada orang yang mengunjungi tempat-tempat ziarah, bahkan hingga yang jauh. Ada yang bertekun dalam doa-doa yang panjang. Ada juga yang menceburkan dirinya ke dalam pengalaman demi pengalaman. Bahkan, ada yang lelah hingga akhirnya berhenti mencari.
Apapun dapat kita lakukan, karena iman pun memiliki perjalanannya sendiri. Di sisi lain, kutipan ini mestinya punya arti: Tuhanlah yang memberikan hikmat. Engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu, dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu. (Amsal 2, 6.9-10).
Allah begitu dekat, tapi mengapa seringkali terasa begitu jauh?*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar