Juni 11, 2008

Yang Terpilih

11 September 2007
Injil hari ini mengisahkan cara Yesus memilih murid-murid- Nya. Semalam-malaman, Ia berdoa kepada Bapa sebelum memanggil orang-orang yang Ia pilih.

Yang dilakukan Yesus sungguh unik dan menyentuh. Ia berdoa begitu lama. Kira-kira, apa yang dikomunikasikannya kepada Bapa-Nya? Apakah Ia meminta sesuatu? Ataukah Bapa memberikan petunjuk-petunjuk tertentu?

Saya membayangkan cara-cara yang biasa kita ambil ketika memutuskan untuk memilih rekan-rekan kerja kita. Sederet nama dibentangkan di meja lengkap dengan profil dan backgrounds mereka. Berbagai pertimbangan pun dijajaki. Si A memang pandai, tapi ia kelewat idealis dan keras sehingga sepi penggemar. Si B sama sekali tidak pintar tapi populer karena ia ramah dan pandai membawa diri. Si C, sudah tak pintar, tak populer pula... tapi ia punya teman-teman yang kaya dan berkuasa untuk dimanfaatkan. Apakah Yesus memiliki pertimbangan yang sama seperti kita? Apakah kemudian Ia mendapat orang-orang terbaik?

Yang jelas, kini kita bisa mengatakan bahwa Yesus memang telah menemukan orang-orang terbaik, karena Gereja masih ada dan terus berkembang hingga ribuan tahun lamanya! Tapi mari kita lihat mereka pada hari ditemukan oleh Yesus. Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes adalah nelayan yang semalaman gagal total menangkap ikan; Yesus-lah yang kemudian memenuhi jala mereka. Matius adalah seorang pemungut cukai; Yesus memanggilnya ketika ia sedang sibuk menghitung uangnya. Tomas si skeptis, Filipus, Bartolomeus, Yakobus anak Alfeus dan Yudas Tadeus yang sederhana dan tak populer, Simon yang gerilyawan pemberontak Zelot dan Yudas Iskariot yang gemar uang. Melihat tokoh-tokoh itu pada hari ditemukannya mereka, kita mungkin berpikir: apa-apaan Yesus ini...

Tapi itulah Yesus! Ia tidak memilih orang-orang yang kaya atau berkuasa, bahkan ia tak selalu memilih orang yang lurus hidupnya. Dalam perjalanan para Rasul selanjutnya bersama Yesus, hidup mereka pun penuh dinamika. Petrus, yang disebut primus inter pares (yang utama di antara yang sejajar), adalah dia yang nyaris tenggelam di laut karena kurang percaya (lihat Matius 14:22-33), dia yang mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah (lihat Matius 16:13-20), namun juga dia yang menyangkal Yesus sebanyak tiga kali (lihat Matius 26:69-75), dan bukankah dia menghilang sejak itu hingga mendengar berita mengenai kosongnya kubur Yesus? Kendati semua Rasul tak percaya, Petrus-lah yang pergi ke kubur itu dan melihat kain kafan yang tergolek lemas (lihat Lukas 24:9-12). Lantas apa yang dilakukan Petrus selanjutnya? Ia kembali menjadi nelayan! Lalu, Yesus dengan kasih dan kesabaran-Nya, menampakkan diri dan menguatkan iman mereka (lihat Yohanes 21:1-14).

Mengingat perjalanan hidup Para Rasul ini, bukankah kita sendiri makin dikuatkan? Apapun latar belakang kita, bagaimanapun cara hidup kita, Allah telah memilih kita untuk menjadi saksi bagi-Nya dan pelaksana jalan keselamatan- Nya. Allah tidak memilih kita karena kebaikan, kekayaan, kekuatan, kekuasaan maupun ketenaran yang kita punya. Allah memilih karena kita mau dipilih.

Kalau begitu, mari hidup sebagaimana layaknya orang-orang yang dipilih dan dikasihi oleh Allah!

Tidak ada komentar: