Juni 11, 2008

Luar Biasa

04 September 2007
Yesusku luar biasa! Kalimat itu saya dapati menjadi judul sebuah buku rohani untuk kaum muda. Judul yang menarik, bukan? Tentu si penulis punya semacam pengalaman tertentu dengan Yesus, sehingga bisa mengungkapkannya ke dalam kalimat pendek yang sungguh bernas itu: Yesusku luar biasa!

Ke-luarbiasa- an Yesus dapat dirasakan setiap orang. Dalam Injil hari ini, dikisahkan Yesus memukau banyak orang di Kapernaum dengan pengajaran-Nya, karena perkataan-Nya penuh kuasa (lihat ayat 32). Tak hanya kata-kata-Nya, perbuatan-Nya juga memukau. Yesus mampu mengusir roh jahat yang ada di dalam diri seseorang (lihat ayat 35).

Barangkali, orang-orang Kapernaum itu takjub melihat sosok Yesus yang luar biasa; jarang sekali orang mempunyai kekuatan berupa kata-kata dan tindakan secara sekaligus. Lagipula, Yesus tak hanya memukau manusia, melainkan juga menaklukkan setan! Wah, siapa yang mempunyai kekuasaan sebesar itu? Yang lebih hebat lagi, Yesus yang penuh kuasa itu diutus untuk membawa keselamatan dari Allah bagi manusia. Semata-mata untuk manusia!

Kita yang menjadi pengikut Yesus mungkin lantas berkecil hati... Mungkinkah aku dapat menjadi seperti Dia? Kata-kata dan tindakanku tak selalu selaras... Aku tak punya banyak kekuatan, karena seringkali menaklukkan diri sendiri saja sulit... Aku juga tak selalu mengutamakan kepentingan banyak orang, sebab lebih sering memikirkan kepentingan diriku sendiri saja...

Jangan sedih dan cemas! Santo Paulus menguatkan kita melalui suratnya yang indah: kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan Kita (1 Tesalonika 5:5.8-9).

Tuhan tidak memilih kita karena kekuatan yang kita punya, atau menanti kita sempurna untuk ambil bagian dalam karya penyelamatan- Nya. Justru kita akan terus Ia sempurnakan di dalam karya penyelamatan itu sendiri. Yang perlu kita lakukan hanyalah membuka hati bagi kehadiran Allah sebagaimana Bunda Maria mengucapkannya, ”Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu!”

Tidak ada komentar: