Juni 09, 2008

Pemimpin Karismatis

27 Agustus 2007

Kita mengenal banyak pemimpin karismatis di dunia ini. Pemimpin karismatis adalah pemimpin yang memiliki karisma, yakni bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya; karisma dapat diartikan juga sebagai atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Kita dapat menyebut beberapa nama. Di Indonesia misalnya, katakanlah Bung Tomo (alm.), Ir. Soekarno (alm.) dan anaknya Megawati Soekarnoputri. Tak hanya dunia politik, banyak juga tokoh-tokoh di bidang lain yang dipuja seperti musisi Iwan Fals yang mampu mengorganisasi anak-anak muda untuk melakukan hal-hal yang kreatif & produktif, musisi Harry Roesli (alm.) yang memberikan kehidupan lebih baik kepada anak-anak jalanan, serta Rm. Y.B. Mangunwijaya (alm.) yang setia mendampingi kaum miskin dan mengembangkan sekolah alternatif. Di luar Indonesia, kita dapat dengan mudah menyebut nama Che Guevara, yang siluet wajahnya terpampang di mana-mana. Ada juga Bunda Teresa (alm.), Gandhi (alm.), Nelson Mandela, bahkan Kurt Cobain, gitaris kelompok musik Nirvana yang mati bunuh diri.

Tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin karismatis. Artinya, setiap orang memiliki keistimewaannya sendiri. Seorang pemimpin karismatis mungkin saja istimewa, tapi keistimewaannya itu hanyalah dalam hal kemampuan untuk menggerakkan orang supaya memuja dan mengikuti perkataannya. Seorang pemimpin karismatis juga memiliki peluang yang sama dengan orang-orang berkeistimewaan lain, dalam hal dosa.

Dalam Injil hari ini, Yesus menegur dengan keras para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sebab mereka menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Mereka sendiri tidak masuk melalui pintu itu, dan menghalangi orang untuk melewatinya (lihat ayat 13). Apakah yang sesungguhnya dimaksud oleh Yesus?

Pemimpin karismatis, meskipun memiliki keistimewaan dan bakat yang luar biasa, tidak selalu membawa pengikut atau pengagumnya kepada keselamatan. Keistimewaan dan bakat itu hanyalah sarana, dan visi yang keliru bisa memperbudak keduanya. Kita mengenal pemimpin-pemimpin karismatis yang membawa manusia kepada keselamatan: Bunda Teresa yang merawat orang-orang menderita sekaligus menegakkan hukum cinta kasih, Martin Luther King yang juga dengan berpedomankan kasih dan pengampunan membebaskan bangsa Afro-American dari ketidakadilan, serta Nelson Mandela yang memutus rantai kebencian dan balas dendam melalui rekonsiliasi.

Akan tetapi, kita juga mengenal tokoh-tokoh karismatis yang membawa manusia kepada kehancuran: Adolf Hitler yang mengajak pengikutnya mencapai kemuliaan dengan cara membinasakan yang lain, tokoh-tokoh sekte keagamaan seperti Credonia Mwerinde dari Uganda yang mengajak pengikutnya untuk melakukan bunuh diri massal serta tokoh-tokoh pemeritahan yang mengarang kebohongan publik yang sedemikian memukau sehingga dipercaya sebagai kebenaran tunggal namun disarati oleh berbagai kepentingan dan kekejaman kepada mereka yang menjadi korban.

Pemimpin karismatis yang tak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga ini, tentu saja juga tak akan membuat pengikut atau pengagumnya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Barangkali, dengan atau tanpa mereka sadari, mereka justru sangat gembira bahwa para pengikut itu akan setia menyertai mereka, bahkan sampai ke neraka. Mereka inilah serigala, yang bukan lagi menyamar sebagai domba, melainkan berani mengenakan jubah dan menyandang tongkat gembala.

Kita harus sangat berhati-hati menghadapi orang-orang semacam itu. Untuk dapat melewati pintu Kerajaan Surga, kita hanya perlu berpedomankan arahan dari Allah, serta merelakan diri dibantu oleh orang-orang yang setia kepada visi Kerajaan Surga.

Kita juga harus sangat berhati-hati dengan diri kita sendiri. Barangkali, kita adalah pemimpin-peminpin karismatis semacam itu, yang senang mempesona orang dengan bakat dan keistimewaan kita, namun mengarahkan orang-orang itu kepada kehancuran, bukannya kepada keselamatan yang menanti di balik pintu Kerajaan Surga...

Tidak ada komentar: