Juni 09, 2008

Munafik!

29 Agustus 2007

Munafik! Kata itulah yang mungkin terlintas di benak kita, terucapkan dalam diam, atau barangkali dilontarkan dengan keras ketika menyikapi orang lain yang tindakannya tidak sesuai dengan ucapannya. Ah ya, mengapa kita selalu saja terlalu cepat menilai dan menghakimi orang lain?

Dalam Injil hari ini, Yesus sekali lagi memberi teguran keras kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kali ini, teguran Yesus berkaitan dengan cara hidup mereka yang menurut-Nya munafik (lihat ayat 27). Yesus mengetahui segala perkara. Teguran Yesus itu pasti didasari pengetahuan yang benar adanya. Teguran itu pun bukan semata-mata karena Yesus tidak suka pada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sebaliknya, dengan cinta-Nya yang kekal itu, Ia justru ingin agar mereka mengubah cara hidup yang kurang baik itu dan dengan demikian menjadi bagian dari rencana keselamatan Allah. Bagaimanapun, para ahli Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh yang dapat menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat, yang mempunyai peran untuk mengantar umat kepada keselamatan kekal.

Seandainya kita Mahatahu, Maha-adil dan Mahabijaksana seperti Yesus, mudah sekali bagi kita untuk memberi komentar atas hidup orang lain, bahkan sampai-sampai menyebutnya munafik. Masalahnya, kita ini tidak mahatahu, maha-adil atau mahabijaksana. Sampai hatikah kita memberikan komentar mengenai orang lain, apalagi menghakimi dia?

Gereja adalah kumpulan umat beriman yang saling menyempurnakan dan menguduskan. Kita semua memang belum sempurna apalagi kudus. Orang-orang yang ’tampaknya’ munafik banyak bertebaran di sekitar kita, tapi itu belum tentu karena memang munafik! Bisa saja, ia telah mengerti tentang cara hidup yang benar, akan tetapi ia sendiri perlu banyak bantuan untuk hidup secara benar itu. Bukankah itu panggilan bagi kita, untuk saling menyempurnakan? Apa gunanya mengomentari atau menghakimi orang lain, jika kita tidak pernah membantunya mengatasi segala kelemahan dan dosa-dosanya?

Jangan-jangan, kita yang kerap memberi komentar atau menghakimi orang lain itulah yang sesungguhnya munafik... Nah!

Tidak ada komentar: