Juni 09, 2008

Yang Terbesar

14 Agustus 2007

Mengapa anak-anak menjadi ‘model’ sosok yang terbesar di dalam Kerajaan Surga?

Dalam Buku Pegangan bagi Promotor Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (Kanisius, 2000), disebutkan beberapa fakta tentang anak-anak di dunia ini.

Satu dari tiga anak di dunia yang sedang berkembang mengalami kekurangan makan. Setiap hari, 40 ribu anak meninggal akibat kurang gizi atau penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Setiap menit, 30 anak meninggal karena kekurangan pangan dan obat murah.

Setiap tahun, 120 ribu anak lahir cacat mental karena kekurangan yodium; sesuatu yang dapat diatasi dengan mudah dan murah. Setiap tahun, 250 ribu anak menjadi buta karena kekurangan Vitamin A. Sebanyak 4 dari 5 anak di daerah pedesaan tidak mempunyai air atau sanitasi yang memadai. Sebanyak 4 dari 5 anak tidak dapat memperoleh pelayanan kesehatan modern.

Ada 90% dari jumlah anak yang mendaftar bersekolah, tetapi hanya 68% yang mampu menyelesaikan 4 tahun masa sekolah. Pada tahun 1993, sebanyak 130 juta anak (umur 6-11 tahun) tidak bersekolah.

Selama 10 tahun terakhir, 6 juta anak menjadi cacat dan 12 juta menjadi gelandangan karena perang. Di Liberia, 15 ribu anak dijadikan tentara. Separo dari kaum pengungsi dunia adalah anak-anak.

Diperkirakan, 200 juta anak terpaksa bekerja dengan upah rendah. Sebanyak 1 juta anak terpaksa menjadi pelacur setiap tahunnya, dan kebanyakan dari mereka terjangkit HIV/AIDS. Lebih dari 100 juta anak di bawah usia 15 tahun menjadi anak jalanan. Anak-anak dunia pun menghadapi ancaman perdagangan (trafficking) dan perdagangan organ tubuh.

Anak-anak adalah simbol bagi pertumbuhan dan kelemahan; ia adalah ibarat benih gandum yang terimpit ilalang (bdk. Matius 13:36-43), bagaikan anak domba yang terancam sesat atau hilang (bdk. Matius 18:12-14). Jika anak-anak harus menghadapi kehidupan yang sedemikian buruk, tanpa ada upaya untuk memperbaiki kualitas kehidupan mereka, bagaimana mungkin ‘situasi’ Kerajaan Surga dapat terwujud? Kerajaan Surga bukan semacam tempat yang nyaman bagi mereka yang hidup baik dan saleh. Kerajaan Surga adalah sebuah situasi ketika manusia memperoleh kembali harkat dan martabatnya yang mulia.

Bagi anak-anak, harkat dan martabat itu dicirikan oleh kualitas hidup yang baik, yang memungkinkan mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Anak-anak adalah masa depan; mengabaikan mereka berarti mengabaikan masa depan. Karena itulah, anak-anak adalah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Kelemahan dan keringkihan mereka-lah yang mengundang Allah untuk berkarya, dan melalui kita-lah Allah akan berkarya!

Tidak ada komentar: