Juni 09, 2008

Saudara

15 Agustus 2007

Dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya untuk menegur saudara mereka yang berbuat dosa. Jika saudara itu tidak mendengarkan, baik kiranya jika menyertakan orang lain untuk menegurnya. Jika teguran itu masih juga tidak didengarkan, sebaiknya menyertakan lebih banyak orang lagi. Apabila saudara itu tetap tidak mau mendengarkan, lebih baik menganggapnya sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai (lihat ayat 15-17).

Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan karena kelemahan manusiawinya. Karena itulah, setiap orang berhak untuk mendapat kesempatan kedua, bahkan kesempatan ketiga sebagaimana diminta Yesus kepada para murid-Nya, agar orang itu menyadari kesalahan dan memperbaiki hidupnya. Apakah Yesus menyuruh kita menghukum orang yang berbuat dosa? Tidak. Ia meminta kita untuk berusaha mengantarnya kepada pengertian. Bahkan jika usaha kita sia-sia, kita pun tak perlu menghukum orang tersebut.

Hal itu menunjukkan cinta kasih Yesus yang sangat besar. Bagi-Nya, yang terpenting adalah kemauan untuk menyadari semua kesalahan dan bertobat. Itulah alasan mengapa setiap orang harus mendapat kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Bukankah itu yang dilakukan Allah dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal demi keselamatan manusia? Allah mempunyai kekuasaan dan kekuatan untuk menghancurkan manusia, akan tetapi, Allah menggunakan kekuasaan dan kekuatan-Nya untuk mencintai manusia.

Sudahkah kita berbuat sebagaimana yang dilakukan Allah dan yang diminta oleh Yesus kepada kita? Selama ini, apakah kita terlalu cepat menilai & menghukum orang yang di mata kita telah berbuat kesalahan? Apakah kekuasaan dan kekuatan yang kita miliki lebih banyak digunakan untuk menghukum orang lain, bukannya memberi kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki diri & hidupnya?

Lebih jauh lagi, Yesus meminya kita untuk tetap mendoakan orang yang berbuat dosa tersebut. Ia bersabda, “Apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di sorga, sedangkan yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Jika dua orang di antaramu meminta, Bapa-Ku akan mengabulkan karena ketika dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka!” (lihat ayat 18-20).

Yesus adalah Gembala Baik yang tak mau kehilangan satu pun domba-Nya. Ia mau menyerahkan nyawa asalkan domba yang hilang itu dapat kembali kepada-Nya. Mampukah kita bersikap seperti Yesus; tak ingin kehilangan satu pun saudara kita yang jatuh ke dalam dosa? Maukah kita terus mendoakannya, karena kita percaya bahwa ketika tak ada lagi yang dapat kita lakukan, Allah sendirilah yang akan berkarya melalui semua rencana-Nya yang indah?

Tidak ada komentar: