28 Juli 2007
Hari ini, Yesus menyapa kita melalui perumpamaan- Nya tentang lalang di antara gandum. Hal Kerajaan Surga itu ibarat orang yang menaburkan benih baik di ladangnya, namun ketika semua orang tidur, datanglah orang yang menaburkan benih lalang sehingga pada akhirnya, gandum pun tumbuh bersama ilalang (lihat ayat 24-27).
Kita semua adalah imago Dei, citraan Allah. Dia membentuk kita sebagaimana gambaran-Nya; memberi hidup untuk disusuri sebagai panggilan bagi kita, sama seperti sebutir benih ditanam di tanah untuk tumbuh dan berbuah. Akan tetapi, benih-benih yang baik ini selalu diancam oleh benih-benih lain yang tumbuh bersamanya.
Demikian juga kita. Kita, yang pada awalnya baik ini (bdk. 1 Tim 4:4), tumbuh di dalam lingkungan yang memberikan berbagai pengaruh yang mengancam kebaikan kita. Tidak mudah memang, bertahan untuk menjadi baik sementara orang-orang di sekitar kita tak peduli untuk menjadi baik atau buruk. Ketika dunia menjadi semakin praktis dan materialistis, memperjuangkan kebaikan seringkali terasa seperti sesuatu yang bombastis. Barangkali orang berpikir, "Untuk apa? Bukankah yang terpenting adalah hidup hari ini dan bertahan sebelum yang lain menggerusmu sampai habis?"
Kita berbeda dengan mereka, karena kita memegang visi Kerajaan Allah. Kita punya Allah untuk diimani, punya panggilan untuk disahuti. Itulah yang membedakan ilalang dengan gandum. Sekeras-kerasnya ilalang berusaha, ia tak akan pernah dapat menjadi gandum. Ilalang pun tak pernah bisa menyerupai gandum yang akan berbuah dan memberikan manfaat. Ilalang hanya mampu mengimpit gandum supaya pertumbuhannya terhambat dan tak lagi menghasilkan buah.
Kita adalah benih-benih gandum Allah. Bertahan hidup sebagai gandum di tengah impitan ilalang adalah tantangan bagi kita. Tak mudah memang, tapi bukankah itu harus dilakukan supaya kita menjadi semacam kesaksian bagi dunia? Jika Kristus saja sudah mengalaminya, mengapa kita harus gentar? Ingatlah apa yang pernah dikatakan-Nya: jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu (Yohanes 15:18-19.20b).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar