
Aku memandang sesosok tubuh yang berdiri di kejauhan, di tengah kerumunan orang itu...
Aku telah mendengar semua yang diajarkan-Nya. Ia mengajar tentang kehidupan, bukan seperti mereka yang berpengetahuan atau berpengalaman, melainkan seperti yang empunya kehidupan itu sendiri (bdk. Mat 7, 29). Selama ini suara ahli-ahli kitab dari balik dinding membuatku mengerti, tapi Dia membuatku percaya...
Aku bukanlah siapa-siapa. Aku tak lagi layak diberi hidup. Oleh para tabib aku tak beroleh kesembuhan, oleh orang banyak aku diasingkan, oleh para ahli agama aku dikutuk dan dibuang. Aku tak lagi punya tempat... Akan tetapi, Dia memberiku Kerajaan Surga dan menyenangkan hatiku... (bdk. Mat 5, 1-12).
Kusta ini tak hanya melemahkan badanku, namun juga melumpuhkan jiwaku. Adakah ciptaan yang tak lagi dicintai oleh penciptanya? Adakah ciptaan yang pada akhirnya hanya akan dibuang? Aku memandang-Nya berkata-kata, dan Ia mengembalikan harapanku, membuatku merasa dicintai lagi (bdk. Mat 6, 9-13), membuatku merasa berarti lagi (bdk. Mat 5, 13-16)...
Aku mendengar ia telah menyembuhkan banyak orang (bdk. Mat 4, 23-24). Betapa besar kuasa-Nya! Ia adalah tabib segala tabib, kasih segala kasih, hikmat segala hikmat... Lihat, Ia berjalan ke arahku! Di hadapan-Nya, aku hanya bisa bersujud... hanya bisa terbata-bata... ”Jikalau Tuan mau, Tuan dapat sembuhkan aku...” (bdk. Mat 8, 2).
Aku telah mendengar semua yang diajarkan-Nya. Ia mengajar tentang kehidupan, bukan seperti mereka yang berpengetahuan atau berpengalaman, melainkan seperti yang empunya kehidupan itu sendiri (bdk. Mat 7, 29). Selama ini suara ahli-ahli kitab dari balik dinding membuatku mengerti, tapi Dia membuatku percaya...
Aku bukanlah siapa-siapa. Aku tak lagi layak diberi hidup. Oleh para tabib aku tak beroleh kesembuhan, oleh orang banyak aku diasingkan, oleh para ahli agama aku dikutuk dan dibuang. Aku tak lagi punya tempat... Akan tetapi, Dia memberiku Kerajaan Surga dan menyenangkan hatiku... (bdk. Mat 5, 1-12).
Kusta ini tak hanya melemahkan badanku, namun juga melumpuhkan jiwaku. Adakah ciptaan yang tak lagi dicintai oleh penciptanya? Adakah ciptaan yang pada akhirnya hanya akan dibuang? Aku memandang-Nya berkata-kata, dan Ia mengembalikan harapanku, membuatku merasa dicintai lagi (bdk. Mat 6, 9-13), membuatku merasa berarti lagi (bdk. Mat 5, 13-16)...
Aku mendengar ia telah menyembuhkan banyak orang (bdk. Mat 4, 23-24). Betapa besar kuasa-Nya! Ia adalah tabib segala tabib, kasih segala kasih, hikmat segala hikmat... Lihat, Ia berjalan ke arahku! Di hadapan-Nya, aku hanya bisa bersujud... hanya bisa terbata-bata... ”Jikalau Tuan mau, Tuan dapat sembuhkan aku...” (bdk. Mat 8, 2).
Dan aku pun sembuh.