Mei 10, 2012

Aku Menyertaimu!


02 Juni 2011, Hari Raya Kenaikan Tuhan
Bacaan I – Kisah Para Rasul 1:1-11
Bacaan II – Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus 1:17-23
Injil – Matius 28:16-20
Aku Menyertaimu!
Pengalaman ditinggalkan oleh seseorang yang berarti bagi kita, seringkali menjadi pengalaman yang menyakitkan. Ada kesedihan, bahkan kekosongan, yang menyertai pengalaman itu. Sebagai OMK, kita pun dapat mengalami ditinggalkan; putus dengan pacar, dijauhi teman, wafatnya orang tua… atau berbagai bentuk pengalaman ditinggalkan lainnya. Pengalaman itu dapat menjadi pengalaman traumatis, mengecilkan hati, membuat masygul.
Mengapa pengalaman ditinggalkan itu terasa menyakitkan? Barangkali karena kita merasa tak akan berjumpa lagi dengan orang yang berarti itu. Tak ada kebersamaan lagi. Tak ada yang menemani dan meneguhkan. Ada yang hilang, dan tak ada pengganti. Semua hal tampaknya tak akan sama lagi. Dapatkah kita bertahan?
Hari ini, kita mengenangkan peristiwa kenaikan Yesus ke surga. Setelah berkarya di bumi bersama para Rasul-Nya, berada di tengah orang banyak yang dikasihi-Nya, tiba saatnya bagi Yesus untuk kembali ke surga. Tampaknya, inilah sebuah perpisahan. Di antara bumi dan surga, terbentang jarak yang tak terbilang jauhnya. Apakah Yesus meninggalkan para Rasul-Nya begitu saja? Apakah para Rasul itu harus berkarya sendirian, tak lagi bersama Yesus? “Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman,” kata Yesus meneguhkan. Dengan berada di surga, Yesus justru telah melintasi ruang dan waktu. Ia dapat hadir di manapun, kapanpun dan bagi siapapun. Tidak ada satu tempat, satu waktu dan satu orang pun akan ditinggalkan.
Yesus naik ke surga. Pengalaman ditinggalkan diubah menjadi pengalaman kebersamaan yang melintasi ruang dan waktu. Pengalaman kehilangan diubah menjadi pengalaman mengenangkan, sehingga masa lalu tidak dilupakan begitu saja. Dalam Perayaan Ekaristi, kita mengenangkan Yesus yang hidup, wafat dan bangkit bagi kita.
Inilah sumber kekuatan kita, terutama sebagai OMK. Pengalaman bersama Yesus, dalam situasi yang menyenangkan atau yang paling pahit sekalipun, adalah sumber kekuatan bagi kita. Yesus telah menunjukkan kepada kita suatu teladan melalui kehadiran-Nya, sengsara hingga wafat-Nya, serta kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga. Ia setia dan karenanya beroleh kemuliaan. Maukah kita juga setia pada-Nya dalam seluruh hidup kita, agar nantinya dapat bersama-sama dengan-Nya di surga?*

Tidak ada komentar: