Mei 10, 2012

Dalam Susah dan Senang


03 Juni 2011, PW St. Karolus Lwanga, dkk., Martir
Bacaan KS – Kisah Para Rasul 18:9-18
Injil – Yohanes 16:20-23a
Dalam Susah dan Senang
Hare gene… ngapain capekNgapain repot? Mendapat pekerjaan rumah dari guru… tinggal copy-paste dari internet. Menulis paper atau skripsi… tinggal bayar orang atau beli CD direktori. Mau tes psikologi… tinggal baca petunjuk di buku-buku psikotes.
Serba instan, enggan berproses, nggak mau repot. Itulah tantangan yang dihadapi OMK sekarang. Kerja keras, ketekunan dan keuletan seolah tidak mendapat tempat lagi. Mengapa demikian? Barangkali kemajuan teknologi, termasuk teknologi informasi, tak dibarengi dengan kearifan dalam memanfaatkannya. Barangkali juga, uang lebih banyak berbicara karena semua seolah dapat dibeli dan dibayar.
OMK juga sulit mendapat panutan yang benar dari lingkungan atau orang-orang di sekitarnya. Banyak hal serba instan dan potong kompas. Ingin kaya, korupsi saja. Ingin naik pangkat atau punya kekuasaan, menyogok saja. Untuk apa repot-repot bekerja keras? Ngapain susah-susah?
Nah, bagaimana halnya dengan iman? Dapatkah kita mengorupsi waktu, menyogok Tuhan? Dapatkah kita memotong kompas dalam pertumbuhan iman? Tidak usah susah-susah, maunya langsung masuk surga… bisakah? St. Teresa Avilla malah merefleksikan bahwa perjalanan iman itu bukanlah linear. Ibarat mendaki anak tangga, kita bisa saja sampai di tengah-tengah, lalu terjungkal dan kembali lagi dari bawah.
Santo Karolus Lwanga dan kawan-kawannya yang kita peringati hari ini sebagai martir, telah menampilkan keberanian dan keuletan sebagai pengikut Kristus. Mereka bekerja keras memerangi ketidakadilan di Uganda sebagaimana ajaran Kristus. Raja Muanga yang semakin marah melihat perbuatan mereka, pada akhirnya memerintahkan agar mereka semua dibakar hidup-hidup. Teladan Santo Karolus Lwanga inilah yang dapat menjadi inspirasi bagi OMK, dan panutan yang benar semestinya adalah Yesus sendiri. Yesus rela hadir dan menderita bersama manusia hingga wafat, lalu pada akhirnya beroleh kemuliaan di surga. Panutan itu bukanlah para penjiplak, tukang sogok atau koruptor, yang pada akhirnya beroleh hukuman dan dijebloskan ke penjara.*

Tidak ada komentar: