Mei 10, 2012

Berubah Dalam Rahmat


04 Juni 2011, Hari Biasa Pekan VI Paskah
Bacaan KS – Kisah Para Rasul 18:23-28
Injil – Yohanes 16:23b-28

Berubah Dalam Rahmat
Usia OMK adalah usia ketika terjadi banyak perubahan. Ada transisi dari kanak-kanak menjadi remaja, dari remaja menjadi dewasa. Sekolah pun berganti. OMK yang tadinya sebagai pelajar, kemudian menjadi mahasiswa. Ketika sekolah usai, bekerja adalah panggilan selanjutnya. Dalam relasi antar pribadi, cinta monyet berangsur-angsur menjadi panggilan untuk berkeluarga.
Tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan itu sendiri, kata orang bijak. Bagaimanakah menyikapi perubahan itu? Ada yang cemas, gelisah, khawatir, bersemangat, atau biasa-biasa saja. Mengapa cemas, gelisah atau khawatir terhadap perubahan? Mungkin karena perubahan mengantar orang pada situasi baru yang belum terbayangkan. Mengapa bersemangat? Bisa jadi, karena perubahan menjadi kesempatan baru untuk berkembang, dan membuka peluang-peluang baru dalam hidup. Yang merasa biasa-biasa saja, semoga karena sudah mampu melihat keseluruhan hidup sebagai ‘a big picture’, sehingga mampu mengembangkan ketenangan sikap dalam menghadapi perubahan.
Rasa cemas, gelisah, khawatir, semangat dan biasa-biasa saja adalah varian ekspresi untuk menerima perubahan. Mereka yang menolak perubahan, biasanya memunculkan ekspresi kemarahan, kekecewaan, frustrasi, bahkan menampilkan perbuatan-perbuatan yang kontraproduktif atau merusak. Tidak mudah rasanya untuk menerima perubahan, terutama jika perubahan itu tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Seorang Yahudi bernama Apolos, dalam bacaan Kitab Suci hari ini, dapat menjadi inspirasi. Apolos berani berbicara tentang jalan Tuhan, meski baru sebatas pengetahuan saja. Karena itulah, ajarannya belum dapat menyentuh lubuk hati yang terdalam dari para pendengarnya. Kekristenan bukan hanya soal agama, iman atau moral saja, namun tentang semuanya itu dan juga penyerahan diri. Ketika para rasul mendengar ajaran Apolos, mereka mengajarnya dengan lebih teliti lalu mengajaknya bergabung menjadi pewarta Kristus.
Melalui Apolos, kita mendapat sejumlah inspirasi. Kesiapan menyongsong perubahan hidup dapat dibantu oleh pengetahuan yang benar, kesadaran akan pilihan yang dibuat, kesetiaan, serta keterbukaan diri untuk dikoreksi & diperbaiki. Yang paling penting adalah penyerahan diri pada rencana & kehendak Allah, suatu relasi yang intim dengan Allah sendiri, sehingga seperti Yesus kita dapat berkata, “Jika mungkin, ambillah piala ini dari-Ku. Tetapi bukan yang Kukehendaki, melainkan yang Kau kehendaki.”*

Tidak ada komentar: