April 03, 2009

Kamis Putih, 09 April 2009

SEPERJAMUAN BERSAMA TUHAN


Jikalau Aku tidak membasuh engkau,

engkau tidak mendapat bagian dari Aku. (Yoh. 13:8b)


Hari ini, kita mengenangkan perjamuan Yesus bersama murid-murid-Nya. Di dalam perjamuan itu, Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan berkat atas makanan yang boleh mereka santap, lalu membagi-bagikan roti dan anggur itu kepada para murid-Nya. Mereka pun makan bersama. Sesudah makan, Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya.


Ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dari perjamuan Tuhan. Pertama, undangan untuk datang dan makan bersama di dalam perjamuan itu. Yesus mengundang semua murid-Nya, yang baik dan jahat, yang pintar dan bebal, yang tenang maupun temperamental, bahkan juga yang pada akhirnya mengkhianati Dia. Yesus tidak memilih orang-orang tertentu saja, sebab semua orang dikasihi oleh-Nya.


Kedua, Yesus memberikan teladan dan mengajak para murid-Nya untuk bersyukur dan berbagi makanan. Apapun yang mereka miliki dapat disyukuri dan dibagi-bagikan kepada orang lain. Kemampuan untuk bersyukur dan berbagi milik dengan sesama bukanlah karena kelimpahan, melainkan kemauan.


Ketiga, sesudah perjamuan makan, Yesus membasuh kaki para murid-Nya. Membersihkan kaki adalah suatu perbuatan yang dianggap hina, namun Yesus mau melakukannya bagi murid-murid-Nya. Inilah gambaran kehadiran Yesus di dunia: merendahkan diri-Nya demi menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam pembasuhan kaki pun terkandung spiritualitas pelayanan kasih; jika sang guru saja merendahkan diri, murid-murid pun tak dapat menuntut perlakuan yang lebih baik daripada gurunya.


Pertanyaan refleksi:

  • Apakah aku mengundang semua orang untuk masuk ke dalam hidupku? Apakah aku hanya memilih orang-orang tertentu saja; yang kusukai, yang memberiku keuntungan, atau yang bisa kumanfaatkan?
  • Apakah aku sudah mampu mensyukuri diri & hidupku, menganggapnya sebagai anugerah, lalu membagikannya kepada orang lain? Apakah diri & hidupku sudah kuabdikan pada Tuhan dan sesama, bukan hanya untuk kepentingan & kepuasanku semata?
  • Sudahkah aku mengalami karya penyelamatan Tuhan di dalam hidupku? Apakah pengalaman itu membuatku mau & rela merendahkan diri, keluar dari keamanan & kenyamanan hidupku untuk melayani sesamaku? Apakah aku melakukan pelayanan itu dengan rendah hati dan tanpa pamrih, ataukah aku haus akan pujian atau pengakuan?
Doa:

Ya Yesus, terima kasih karena Engkau telah hadir dan menyentuh hidup kami. Semoga ya Tuhan, kami dapat meneruskan karya penyelamatan-Mu bagi dunia sebagaimana Engkau telah melakukannya terhadap kami. Jadikanlah kami serupa Ekaristi: yang diambil, diberkati, dipecah-pecahkan dan dibagikan kepada semua orang serta demi keselamatan dunia. Amin.*

Tidak ada komentar: