MASUK DARI PINTU MANUSIA,
KELUAR DARI PINTU ALLAH
KELUAR DARI PINTU ALLAH
”Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran.” (Yoh 18:36,37)


Seorang raja, di benak kita, barangkali adalah seseorang yang mempunyai kekuatan, kekuasaan dan didukung oleh sejumlah besar pasukan. Para pasukan itu bertugas untuk membela dan melindungi sang raja, apabila datang ancaman.
Akan tetapi, bukan raja seperti itu yang ditampilkan Yesus. Sejak penangkapan-Nya di Taman Getsemani oleh sejumlah prajurit bersenjata, dihadapkannya Yesus kepada Imam Besar dan Gubernur Roma, jatuhnya vonis mati, cemoohan & penyiksaan yang keji hingga hukuman salib yang memalukan, Yesus sama sekali tidak melawan.
Tidak ada yang membela atau melindungi Yesus; murid-murid yang dikasihi-Nya telah lari meninggalkan Dia, bahkan Petrus pun tiga kali menyangkal-Nya. Di hadapan Pilatus, Gubernur Roma itu, Yesus berkata, ”Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan!” (bdk. ayat 36).
Kalau boleh kita renungkan, inilah kontras antara kekuatan manusia dan kekuatan Allah. Yesus bukannya tidak berdaya; Ia justru sangat berdaya. Ia memahami kehendak Bapa-Nya dan taat sampai mati. Yesus menampilkan cara Alah berkarya: menjelma menjadi manusia untuk membebaskan manusia dari belenggu dosa, mengantarnya kembali kepada Allah.
Selain itu, melalui perkataan-Nya, Yesus seolah menyampaikan bahwa cara-cara yang digunakan Allah sama sekali berbeda dengan cara-cara yang dipakai manusia. Hukuman yang dijatuhkan pada Yesus adalah kekerasan yang keji. Akan tetapi, Yesus membalas perlakuan kejam itu dengan kerelaan dan cinta kasih yang besar.
Adakah kasih yang lebih besar daripada kasih seseorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya?
Pertanyaan refleksi:
- Apakah dalam menjalani hidupku, aku percaya sepenuhnya pada rencana dan kehendak Allah? Ataukah aku hanya menuruti rencana dan kehendakku saja?
- Apakah yang aku lakukan selama ini membuat aku & sesamaku menjadi semakin dekat dengan Alah, ataukah sebaliknya?
- Jikalau menghadapi tantangan, apakah aku lebih banyak bersandar pada kekuatan-kekuatan manusiawiku dan kurang mengandalkan Allah?
Ya Yesus, segala hormat dan syukur kami haturkan pada-Mu. Engkau telah mengasihi kami dengan begitu besar. Engkau mau menjadi manusia seperti kami, bahkan rela wafat di kayu salib untuk membebaskan kami dari dosa & memulihkan hubungan kami dengan Allah. Ya Yesus, dampingilah dan bimbinglah kami agar dapat mengambil bagian dalam kasih-Mu yang agung itu, supaya kami mampu memandang dunia dengan mata hati kami. Semoga kami pun terpanggil untuk mewartakan keselamatan-Mu melalui hidup kami sehari-hari, dan mengantarkan dunia ini kembali kepada Allah. Amin.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar